Monday, January 31, 2011

IKAN DEWA KUNINGAN



Ingat Kota Kuningan Jawa Barat, kita teringat sebuah kota kecil berhawa sejuk di lereng Gunung Ciremai dan juga makanan khas Kuningan yang berupa Tape Ketan yang dibungkus dengan daun Jambu air, tentu saja dengan sensasi rasa yang pasti berbeda dengan tape ketan lainnya.

Lokasi Kabupaten Kuningan, yang terletak di baratdaya Gunung Ciremai, Jawa Barat, memiliki banyak obyek wisata, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Tempat wisata yang dominan di Kuningan dan sekitarnya adalah wisata air di pegunungan antara lain pemandian Cibulan, pemandian Cigugur, pemandian air panas Sangkahurip, pemandian Linggarjati, Si Domba, Paniis, Museum Linggarjati, waduk Darma dan masih banyak lagi.


Salah satu di antara sekian banyak obyek wisata tersebut adalah kolam pemandian Cibulan. Kolam pemandian ini terletak di Desa Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana, sekitar 7 kilometer dari Kota Kuningan atau 28 kilometer dari Kota Cirebon. Obyek wisata Cibulan merupakan salah satu tempat wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939 oleh Bupati Kuningan saat itu, yaitu R.A.A. Mohamand Achmad.

Sebagai catatan, selain di Cibulan, terdapat tiga tempat rekreasi sejenis di Kuningan, yaitu: Kolam Linggarjati di kompleks Taman Linggarjati Indah, Kecamatan Cilimus; Kolam Cigugur, di Kecamatan Cigugur; dan Waduk Darma Loka di Kecamatan Darma.

Untuk menuju lokasi pemandian Cibulan, dari Cirebon dapat menggunakan angkutan umum jenis “elf” dengan tarif antara Rp3.000,00-Rp4.000.00 per orang. Namun, jika dari terminal Kuningan dapat menggunakan angkutan kota jurusan Cirendang-Cilimus, dengan tarif antara Rp2000,00--Rp3.000,00 per orang.
Air yang dingin , jernih dan udara yang segar dapat membantu merilekkan kepenatan pikiran dan badan Anda. Anda bersama keluarga dapat menikmati segarnya air kola mini, dan jangan lupa membawa minuman hangat untuk membantu agar putra-putri Anda tidak kedinginan selama berenang di kolam tersebut. Namun Anda tidak usah terlalu risau pada masalah tersebut karena di pinggir kolam tersedia beberapa warung yang menjajakan makanan ringan dan minuman hangat yang siap melayani permintaan Anda.

Kondisi Kolam
Di dalam objek wisata ini terdapat dua kolam besar yang berbentuk persegi panjang. Kolam pertama berukuran 35x15 meter persegi dengan kedalaman sekitar 2 meter. Sedangkan, kolam kedua berukuran 45x15 meter persegi yang dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berkedalaman 60 sentimeter dan bagian kedua berkedalaman 120 sentimeter. Kedua kolam ini selalu dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih. Hal itu bergantung kebersihan air. Setiap kolamnya dihuni oleh puluhan ikan yang berwarna abu-abu kehitaman dan disebut sebagai kancra bodas atau ikan dewa (cyprinus carpico). Ukurannya berbagai macam mulai dari yang panjangnya 20-an sentimeter hingga 1 meter. Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar wilayah Desa Manis Kidul karena dipercaya mempunyai keistimewaan tertentu.
Menurut cerita yang berkembang di kalangan Masyarakat Desa Manis Kidul dan masyarakat Kuningan pada umumnya, ikan dewa yang ada di kolam Cibulan ini konon dahulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Singkat cerita, prajurit-prajurt pembangkang tersebut kemudian dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah. Apabila kolam dikuras, ikan-ikan ini akan hilang entah kemana, namun saat kolam diisi air, mereka akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula. Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapatkan kemalangan.


Meski semua kolam itu dihuni puluhan ikan kancra bodas atau ikan dewa, kolam-kolam di Cibulan dibuka sebagai kolam pemandian umum. Tempat rekreasi ini dilengkapi pula dengan fasilitas khas tempat pemandian, seperti tempat ganti pakaian, 6 buah kamar kecil dan 2 buah kamar mandi untuk tempat bilas seusai berenang.
Selain kolam dengan ikan dewanya yang jinak, di sudut barat pemandian ini juga terdapat tujuh sumber mata air yang dikeramatkan yang bernama Tujuh Sumur. Tujuh mata air ini berbentuk kolam-kolam kecil yang masing-masing mempunyai nama tersendiri, yaitu: Sumur Kejayaan, Sumur Kemulyaan, Sumur Pengabulan, Sumur Cirancana, Sumur Cisadane, Sumur Kemudahan, dan Sumur Keselamatan. Di antara ketujuh sumur itu, konon ada salah satu sumur yang berisikan Kepiting Emas, yaitu Sumur Cirancana. Apabila ada orang yang sedang mujur dan dapat melihat wujud dari Kepiting Emas itu, maka segala keinginannya akan terkabul.

Tujuh mata air itu terletak mengelilingi sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan Prabu Siliwangi ketika ia beristirahat sekembalinya dari Perang Bubat. Petilasan itu berupa susunan batu seperti menhir dan dua patung harimau loreng (lambang kebesaran Raja Agung Pajajaran). Tujuh sumur dan petilasan Prabu Siliwangi ini sering dikunjungi orang untuk berziarah, terutama pada malam Jumat Kliwon atau selama bulan Maulud dalam penanggalan Hijriah. Mereka percaya bahwa air di tempat itu akan membawa berkah dan dapat mengabulkan permohonan mereka.
Air di Cibulan selalu bersih, bening, sejuk, dan melimpah, meskipun pada musim kemarau panjang. Itulah sebabnya, selain sebagai tempat rekreasi, Cibulan juga dijadikan sebagai sumber air untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kuningan dan dimanfaatkan Pertamina untuk memasok kebutuhan air bersih di dua kompleks miliknya, yaitu Padang Golf Ciperna di Kota Cirebon, dan Kantor Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Barat (DOH JBB) di Klayan, Kabupaten Cirebon.
Obyek Wisata Cibulan yang dikelola oleh Pemerintah Desa Manis Kidul ini setiap minggunya mendapat pemasukan rata-rata mencapai Rp1.500.000,00. Uang sebesar itu didapat dari penjualan tiket masuk seharga Rp2.000,00 untuk orang dewasa dan Rp.1.000,00 untuk anak-anak. Namun, pada saat Lebaran jumlah pemasukan bisa mencapai Rp.50.000.000,00 per minggu karena jumlah pengunjungnya naik puluhan kali lipat dibanding hari-hari biasa. Selama masa Lebaran ini harga tiket masuk dinaikkan menjadi Rp3.000,00 untuk orang dewasa dan Rp1.500,00 untuk anak-anak.
Kolam pemandian Cibulan juga menjadi sumber pendapatan bagi penduduk Desa Manis Kidul dengan menjadi pedagang asongan atau membuka warung makan di sekitar tempat itu. Saat ini terdaftar 20 warung permanen di luar komplek kolam dan 14 pedagang asongan resmi yang diizinkan berjualan di dalam kompleks kolam. Mereka kebanyakan menjual minuman ringan dan makanan kecil serta makanan ikan berupa kacang atom dan ikan wader.

Mulai tahun 2010 pemandiaan Cibulan menambah satu wahana yaitu Flying fox yang melintas di atas kolam utama, sebetulnya Pemkab Kuningan bisa saja membenahi lokasi pemandian tersebut selain menambah beberapa wahana permainan anak-anak juga masalah kebersihan perlu di atasi, karena kolam pemandian yang di bawah rindangnya pepohanan besar menimbulkan sampah dedaunan yang bertebaran di samping sampah-sampah yang berasal dari pengunjung, terutama pada saat liburan lebaran perlu kerja extra untuk mengatasi hal tersebut.
Jadi kapan Anda mau ke sana, bersama keluarga….?

informasi selengkapnya

Saturday, January 29, 2011

WISATA ARUNG JERAM



Kehangatan berkemah, aroma kayu api unggun,suara angin di tengah-tengah musik dari aliran sungai yang mengalir, lagu-lagu dari alam membawa penantian akan fajar ? Menunggu fajar untuk menantang jeram sungai Progo.

Kisik River Camp adalah penyedia jasa wisata petualangan dan pendidikan alam, khusus di jeram sungai dan paket pelatihan manajemen outdoor.

Didirikan oleh orang-orang yang telah terlibat dalam petualangan hijau dan kegiatan outdoor selama bertahun-tahun. Kisik River Camp menyediakan kegiatan yang memiliki nilai pendidikan peduli lingkungan.

Kisik River Camp memiliki komitmen bahwa kegiatan kami harus memiliki umpan balik yang berguna bagi lingkungan, seperti pelanggan harus menanam pohon di tepi sungai atau melepas ikan ke sungai. Kisik River Camp juga memiliki prioritas keselamatan dan kenyamanan bagi pelanggan.



Kisik River Camp menantang anda untuk petualangan yang menyenangkan dalam arung jeram ke jeram yang penuh tantangan dan menakjubkan dengan air sungai jernih. Aliran sungai akan membawa Anda pada pengalaman menyenangkan selama liburan Anda di Yogyakarta.

Kisik River Camp menawarkan kesempatan untuk mencoba petualangan air yang seru, rasa penat dan stress karena pekerjaan terbayar sudah dengan menikmati semua tantangan dan pesona sepanjang perjalanan. Sungai Progo menyediakan petualangan air yang menantang dengan pemandangan yang menakjubkan dan asri selama arung jeram.

Kisik River Camp dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat kota Yogya, tepatnya ke arah barat kota Yogya. Kisik River Camp merupakan operator arung jeram satu-satunya di kota Gudek yang akan membawa Anda untuk bersama-sama menikmati pesona alam Indonesia.

Untuk informasi dapat juga diperoleh klik di sini

Friday, January 28, 2011

GEOWISATA YOGYA

Gunung Api Purba di Nglanggeran Yogyakarta merupakan sebuah kawasan atau situs warisan geologi (geological heritages) yang mempunyai nilai ekologi dan warisan budaya (cultural heritages) dan merupakan kawasan yang cocok untuk edukasi masalah geologi (geowisata).



Nglanggeran merupakan daerah kawasan wisata. Daerah ini merupakan kawasan yang batu-batuannya tersusun oleh material vulkanik tua. Orang geologi menyebutnya Formasi Nglanggeran. Daerah ini memiliki morfologi yang unik dan juga dari sisi geologi sangat unik serta memiliki cerita ilmiah.

Kajian Ilmiah (sumber referensi)
Menurut kajian geologi daerah ini, Gunung Nglanggeran adalah Gunung Berapi Purba. Usia gunung ini menjadi menarik bagi ilmuwan geologi karena ingin mengetahui genesa (pembentukan) gunung api ini serta memperkirakan bagaimana kondisi tektonik pada saat gunung Nglanggeran ini masih aktif. Kajian awal dahulu memperkirakan usia Gunung Nglanggeran ini sekitar 50 JUTA tahun. Namun kajian terbaru menemukan gunung ini sudah mati sejak 18 juta tahun yang lalu.
Menurut Awang Harun Satyana, seorang ahli geologi Indonesia, Formasi Nglanggeran dan formasi-formasi Kebo Butak serta Semilir merupakan produk volkanisme Oligo-Miosen yang untuk pertama kalinya oleh Verbeek dan Fennema (1896, diteliti lagi oleh Bothe, 1929, 1934, dan dikompilasi van Bemmelen, 1949) disebutnya sebagai OAF (Oud Andesiet Formatie - Old Andesite Formation atau OAF. Ini adalah volkanisme submarin (van Bemmelen, 1949) yang bersifat turbidit.



Turbitdit itu merupakan batuan sedimen yang diendapkan pada kondisi arus turbit, atau olakan. Ini sering terdapat di laut dalam karena paparan yang longsor.
Dalam teori plate tectonics, OAF dan semua formasi ekivalensinya di Jawa Barat (Jampang, Gabon) serta di Jawa Timur (Puger) (lihat evaluasi regional yang pernah dipublikasikan di Proceedings PIT IAGI 2003: Satyana dan Purwaningsih, 2003, Oligo-Miocene Carbonates of Java: Tectonic Setting and Effects of Volcanism) merupakan jalur volkanik berumur Oliogo-Miosen (Oligosen Akhir-Miosen Awal) yang sekarang menjadi fisiografi Pegunungan Selatan di selatan Jawa. Jalur volkanik sejajar poros panjang Jawa ini timbul karena partial melting yang dialami kerak samudera Hindia di kedalaman 100-200 km di bawahnya dengan zona subduksinya di submarine ridge selatan Jawa sekarang. Berdasarkan umur mutlak menggunakan K-Ar (Soeria-Atmadja, 1994) volkanisme ini berakhir pada 18 Ma (Miosen Awal bagian bawah).
Setelah itu, pada 12 Ma (Miosen Tengah) mulai terjadi pelandaian kemiringan penunjaman (zone Wadati-Benioff) sehingga zone partial melting ikut bergerak ke arah utara dan menghasilkan volkanisme umur Miosen Tengah yang ternyata menerus sampai Kuarter dan meninggalkan jalur volkanik Nglanggeran serta pusat2 erupsi di sekitarnya. Perpindahan jalur volkanik sekitar 50-100 km ke arah utara ini telah menonaktifkan semua gunungapi di jalur selatan – tak ada feeder magma hasil partial melting ke gunung2api ini.



Gunungapi juga bisa mati
Tidak selamanya gunungapi itu hidup dan aktif, ada masa-masany asebuah gunung api itu lahir, aktif akhirnya tertidur pulas dan mati. Secara mudah penjelasan diatas dapat digambarkan seperti dibawah ini.


Matinya Gunung Nglanggeran
Ketika zona subduksi itu sangat aktif maka material-material yang masuk kedalam bumi makin lama semakin maju menuju kerak benua. Bisa saja sudut penunjamannya semakin melandai dan akhirnya lokasi jalur penunjaman berubah seolah bergerak kearah kanan.
Yang diatas itu merupakan penjelasan matinya gunung-gunung api aktif akibat pergeseran zona subduksi atau zona penunjaman yang bergeser maju atau bergerak ke kanan. Namun dapat juga sebuah penunjaman bergerak mundur atau kekiri seperti dibawah ini.



Matinya gunungapi karena pergeseran zona subduksi
Untuk contoh kedua yang digambarkan oleh ilustrasi diatas salahsatunya menggambarkan kemungkinan terjadinya atau dongengan mekanisme tidurnya Gunung Muria di sebelah utara Pulau Jawa.



Dengan demikian pengetahuan tentang gunungapi akan sangat membantu dalam menelaah sejarah tektonik disebuah daerah. Itulah sebabnya banyak sekali penelitian-penelitian gerakan lempeng tektonik yang menggunakan penelitian gunungapi purba termasuk penelitian disekitar Gunung Nglanggeran.

Nah semua itu tentusaja ditelaah dengan melihat bagaimana gunung-gunung itu bergerak. Nah kalau memang bener-bener setiap lempeng ini bergerak maka akan menarik kalau melihat wajah bumi nanti. Kalau penasaran silahkan baca ini :
Wajah Bumi 250 juta tahun lagi (Benua Masa Depan !) silahkan cari di Google yach

Jadi bagi yang ingin berwisata sambil mengkaji masalah fenomena alam, silahkan datang ke Yogyakarta, dan masih banyak lagi pilihan mau berwisata pantai, museum, budaya, gunung maupun kali (sungai) semua tersedia. Dan tidak usah takut kelaparan, karena wisata kuliner dengan selera yang menggiurkan banyak betebaran di sentra-sentra wisata.

Siapa lagi yang akan mencintai alam Indonesia kalau bukan Anda semua!. Indonesia pernah berencana mengusulkan beberapa kawasan menjadi taman bumi atau geopark sejak 2008 silam. Kawasan itu antara lain Gunung Rinjani (NTB), Gunung Batur (Bali), dan Kawasan Karst Pacitan (Jawa Timur). Tetapi hingga bertahun berlalu, rencana itu tinggal rencana. Konon gagalnya usulan Gunung Rinjani sebagai geopark dunia terbelit masalah dokumen teknis yang diajukan pemerintah pada UNESCO kurang lengkap. Masasih???