Friday, March 25, 2011
DESA WISATA KENTINGAN
KETINGAN merupakan sebuah dusun di wilayah kabupaten Sleman Yogyakarta, tepatnya di kelurahan Tirtoadi kecamatan Mlati. Dari pusat kota Yogyakarta kurang lebih 20 km, sekitar 25 menit ditempuh dengan kendaraan pribadi, maklumlah belum macet. Wilayah Ketingan dan sekitarnya walaupun masih termasuk pedesaan, tetapi geliat roda ekonomi sudah mulai mengarah ke ekonomi perkotaan, salah satu cirinya persawahan dan tegalan yang menghijau sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi tempat hunian atau bangunan pertokoan.
Tetapi ada yang unik dan menarik di dusun Ketingan ini yaitu terkenal dengan sebagai Desa wisata Fauna. Selain bisa terlihatnya ribuan burung bangau yang selalu terbang rendah seolah menghiasi dan memayungi awan Dusun Ketingan. Konon, ribuan burung bangau tersebut merupakan binatang keramat pembawa berkah milik Kraton Yogyakarta yang sengaja diperintahkan oleh Sultan HB X untuk bersarang di wilayah kampung ini. Karena fenomena unik dengan banyaknya bangau yang berterbangan di kampung ini, maka kampung ini pun juga sering disebut dengan nama Kampung Bangau. Lokasinya gampang dilacak melalui Google maps yang memanfaatkan foto satelit. Wisatawan lokal maupun manca banyak yang menikmati atraksi kawanan bangau yang berputar-putar di atas pedukuhan pada malam bulan purnama.
Warga Ketingan yang sudah puluhan tahun berbagi tempat tinggal dengan kawanan burung bangau (blekok) ini. Padahal keberadaan burung yang memenuhi pepohonan di pedukuhan tersebut tidak hanya menebar bau kotoran yang begitu menyengat, tanaman perkebunan seperti melinjo, petai dan tanaman buah tempat bersarang kawanan burung bangau tidak bisa berbuah. Walau wilayah Kampung Ketingan tak begitu luas dan jarak kampung tetangga pun hanya puluhan meter saja, namun burung-burung tersebut seolah enggan beranjak dan tetap bersarang di kawasan tersebut.
Ada beberapa pohon yang dijadikan sebagai tempat bersarangnya bangau-bangau koleksi keraton tersebut, yaitu pohon bambu, pohon mlinjo, pohon johar, pohon flamboyan, dan pohon asem. Selain pohon itu, para bangau nampak enggan hinggap atau membuat sarangnya.
Setiap pagi dan sore hari akan ada kawanan burung Blekok sawah (Ardeola speciosa) yang berterbangan di sekitar pohon-pohon di Ketinagn. Pada pagi hari mereka terbang dari dusun Ketingan menyebar untuk mencari makan, sementara pada sore hari mereka akan kembali menuju dusun Ketingan untuk bersarang. Belum dilakukan perhitungan populasi, namun jumlahnya bisa ratusan ekor.
Tentang Kuntul dan Blekok baca di sini
Tentang Desa Wisata Kentingan baca di sini
Labels:
bangau,
blekok,
cangak abu,
cangak awu,
desa wisata,
ibis,
kentingan,
Kuntul